05 February 2008

Pilihan Nurani

Sebenarnya kehidupan yang kita jalani saat ini apakah seperi yang kita bayangkan. Bayangan pertama, bayangan yang belum berubah karena apapun itu. Kehidupan saat ini membuat kita menjadi manusia-manusia yang bebas memilih, memilih apapun, baik kenyataan ataupun impian.

Jika yang kita jalani saat ini adalah sama dengan apa yang kita bayangkan dan impikan dulu, kebebasan memilih terletak pada keinginan kita untuk terus menjaga bayangan, mimpi dan sekaligus harapan kita tersebut ataukah merubahnya, merubah menjadi yang lebih baik tentunya walaupun mungkin saja perubahan itu menjadi yang lebih buruk.
Sedangkan jika kenyataan saat ini tidak sama dengan apa yang kita impikan dulu, apakah yang akan kita lakukan? Terus berjuang melawan keadaan dan menjadikan mimpi harapan dan bayangan kita dulu itu menjadi kenyataan, ataukah pasrah pada keadaan karena merasa kehidupan sekarang lebih baik dari mimpi harapan dan bayangan kita dulu atau pasrah karena merasa kalah dengan kenyataan dan terpojokkan waktu dan keadaan, memilih yang pasti-pasti saja dan menerima keadaan saat ini dengan mencoba membesarkan hati serta mengorbankan mimpi, harapan, bayangan dan bahkan diri kita sendiri.

Perubahan pasti terjadi, perubahan yang terjadi disekitar kita tidak dapat dielakkan dan apakah dengan perubahan yang terjadi tersebut kita juga turut berubah mengikuti keadaan? Atau berubah untuk merubah keadaan disekitar kita agar menjadi seideal yang kita inginkan? Ataukah diam saja dan melihat perubahan yang terus terjadi sehingga tertinggal oleh perubahan-perubahan yang terjadi? Itu semua pilihan kita sebagai makhluk hidup yang bernama manusia.
Egois, idealis dan ambisi itu memang kadang kita butuhkan. Setidaknya agar kita tetap mempunyai tujuan untuk diperjuangkan. Kompetisi dalam kehidupan adalah suatu hal yang tidak dapat dielakkan karena kita sebagai manusia adalah homo homini lupus. Harus ada yang mengorbankan atau dikorbankan, mengorbankan orang lain ataupun mengorbankan diri sendiri.

Memilih mengorbankan ataupun dikorbankan adalah suatu hal yang amat berat karena kita akan berbicara tentang hati yang masih memiliki nurani. Hati yang bisa merasakan kebahagiaan, kesedihan, keikhlasan, kebencian, cinta, dendam ataupun segala rasa yang ada. Keberadaan nurani inilah yang menjadikan manusia menjadi manusia, tanpa nurani manusia akan mengalam dehumanisasi, kondisi ketika manusia tidak menjadi manusia secara utuh dan penjagaan nurani ini sangat berat. Suatu hal yang sederhana sebenarnya, tetapi sangat berat untuk dilakukan, penjagaan nurani.
Berapa banyak manusia yang dapat dengan mudahnya memilih mematikan nurani sebelum memilih pilihan-pilihan lain dalam hidupnya dan hanya orang-orang hebat yang akhirnya dapat memilih satu dari berbagai pilihan yang ada dalam hidup dengan menghadirkan nurani. [danoe]



Mickey...
Untuk memilihmu aku harus mengorbankan banyak hal...
Termasuk nyawaku sendiri...!!!

Labels:

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

danuuuuuuuuuuu bodoooooooooh!!!!!!!!!!!


pokoknya kamu akan selalu bodooooh....

kemudian kamu akn menangisi kebodohanmu suatu saat nanti...


aku harap kamu akan terus belajar untuk menjadi pintar...

danuuu dadaaaahhhhh....

5:26 PM  
Blogger BLEKTI said...

aku menemui Cara penuturan tentang Nurani yang berbeda pada tulisan ini.

namun, yang belum terpecahkan, ketika keinginan nurani bertumbuk dengan realita yang ada. pasti Nurani yang dihempaskan.

Bunuh Diri
menjadi Egois
atau menghilang?

Kebanyakan pasti hanya diam...
Ya Nggak?

1:30 AM  

Post a Comment

<< Home